Makanan Bekicot Mahal & Terkenal di PERANCIS

juragan, di indonesia bekicot merupakan hewan sepele yang biasanya waktu kita bermain sering kita bunuh dengan dilempar atau timpuk batu..
tahukah anda bahwa bekicot enak banget buat disantap sebagai hidangan.

Namun di Prancis, escargot alias bekicot dikenal sebagai santapan lezat dan bergizi. Dialah Raja Henri IV yang memperkenalkan bekicot sebagai hidangan di meja makan. Tak hanya itu, dia menyebut bekicot sebagai makanan pembawa kebaikan dan keberuntungan.

Di Prancis bekicot makanan mahal yang disajikan di restoran-restoran tertentu. Tidak semua restoran Prancis menawarkan menu hewan satu itu. Bisa dibilang hanya restoran-restoran mahal yang menyajikan menu ini.

Di Paris, ada satu restoran yang sangat terkenal dengan menu bekicot, yakni L’Escargot Montorgueil. Ia sebuah restoran terletak di jantung Kota Paris. Berdiri sejak 1832. Pertama kali berdiri, restoran yang terletak di Jalan Montorgueil nomor 38 itu dinamai L’Escargot D’or alias bekicot emas.

Ketika itu, restoran ini selalu dipakai anggota parlemen Republik Ketiga melakukan pertemuan-pertemuan penting. Restoran ini pun mencatat sejumlah pesohor dunia yang mencicipi menu bekicot antara lain Charlie Chaplin, Marcel Proust, Jackie Kennedy dan sederet nama lain. Hingga kini, restoran ini pun masih sering dikunjungi pesohor dunia dan politikus Prancis.

Saat bertandang ke Kota Paris, saya menyempatkan diri mampir ke restoran ini. Menggunakan metro, saya tiba di restoran bergaya klasik Rabu siang (14/5). Tak sekadar mencicipi bekicot khas Montorgueil, saya juga masuk ke dalam dapur restoran. Di sana saya ditunjukkan cara membuat salah satu menu bekicot andalan. Bekicot bumbu bawang putih dan mentega.

Pemilik resotran Laurent Couegnas menemani dan menjelaskan langsung cara memasak bekicot bawang putih dan mentega . Membuat menu itu, hanya dibutuhkan beberapa bahan seperti, bawang putih, peterseli, tepung roti, mentega, lada, garam, rum, dan bekicot.

Langkah pertama, daging bekicot direbus hingga matang. Setelah itu, daging dikembalikan ke cangkang dan diletakkan di atas tempat telur. Kedua, peterseli dimasukkan ke dalam mixer besar dan dihancurkan hingga tercium baunya. Lalu, bawang putih dimasukkan bersama-sama peterseli dan diblender kembali. Secara berturut-turut lalu masukkan tepung roti, garam, lada rum dan diaduk secara bersama-sama. Terakhir, mentega berukuran besar yang sudah dipotong-potong dimasukkan ke dalam adonan dan diaduk kembali.

Setelah diaduk, adonan berubah menjadi seperti krim berwarna hijau segar. Krim ini lalu dimasukkan dan diratakan ke dalam cangkang bekicot. Bila sudah ada pesanan, bekicot akan dimatangkan ke dalam oven selama tiga menit. Bekicot matang ditempatkan di wadah khusus yang mengingatkan saya pada tempat memasak kue pepe di Indonesia.

Saat dikeluarkan dari oven, bekicot benar-benar mengundang selera.

Laurent mempersilakan saya mencicipi menu yang ada di restoran itu. Saya tentu tidak menolak. Apalagi dia menawarkan gratis. Padahal bila dibandrol, satu paket menu bekicot berisi enam dihargai sekitar 12 euro alias Rp180.000.

Wah, makan bekicot tidak semudah yang saya perkirakan. Ada etika dan cara makan bekicot. Pun harus menggunakan alat khusus, penjepit bekicot dan garpu dua ujung.

Laurent yang perfeksionis pun mengajari saya yang belum pernah memegang alat-alat itu dengan ekstra sabar. Alat penjepit bekicot dipegang di tangan kiri dan garpu dua ujung dipegang di tangan kanan. Alat penjepit bekicot berfungsi menahan bekicot agar tidak mental saat dimakan. Sebelum mendarat di lidah, pastikan dulu cangkang bekicot sudah pas di bagian penjepitnya. Bila sudah benar-benar pas, jari diletakkan di ujung penjepit. Saat itu daging bekicot bisa dipastikan aman dicungkil dengan garpu dua ujung.

Sebagai amatiran, saya tentu antusias mencicipi bekicot ala orang Prancis. Ternyata tidak mudah menjalankan langkah-langkah itu. Saya baru berhasil mencungkil bekicot pada percobaan ketiga. Laurent pun memuji saya. “Sekarang kamu benar-benar sudah menjadi orang Prancis,” ucap Laurent.

Artikel ini pernah dimuat di koran harian Jurnal Nasional, Kamis 22 Mei 2008